MAKALAH
Wewenang, Delegasi Dan
Desentralisasi
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Manajemen
Di Susun Oleh :
Kiki
Pratiwi
|
13187203017
|
Nanik Sri
Wahyuniatu R
|
13187203018
|
Deni
Nofita Pratama
|
13187203019
|
M.Nazalul
Qohar
|
13187203020
|
Riyan
sanjaya
|
13187203021
|
Hendra adi
sugara
|
13187203022
|
Herti duwi
wahyuni
|
13187203023
|
Ria
purwaningsih
|
13187203024
|
PROGAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Dalam suatu perusahan sudah sering dijumpai yang namanya
wewenag,delegasi dan desentralisasi .Wewenang delegasi dan desentralisasi
memang sangat dibu perusahaan dapat dikatakan baik jika suatutuhkan didalam
suatu perusahaan .SuatSebagai seorang manajer sebuah perusahahkan di dalam
suatu perusahaan an atau organisasi dituntut kemampuannya untuk mengelola
perusahaan ataupun organisasi dengan baik agar tujuan dapat tercapai secara
efektif. Untuk mewujudkannya diperlukan kemampuan dalam mendelegasikan weu
perusahaan /organisasi tersebut memiliki koordinasi yang baik antara
wewenang,delegasi dan desentralisasi.
Sebagai seorang manajer sebuah perusahaan atau organisasi
dituntut kemampuannya untuk mengelola perusahaan ataupun organisasi dengan baik
agar tujuan dapat tercapai secara efektif. Untuk mewujudkannya diperlukan
kemampuan dalam mendelegasikan wewenang kepada setiap organ di perusahaan atau
organisasi.
Tentunya dalam mendelegasikan wewenang maupun
desentralisasi kekuasan, manajer harus memahami terlebih dahulu tentang konsep
ataupun teori mengenai delegasi, wewenang, dan desentralisasi.
Latar
belakang penulisan makalah ini yaitu didalam rangka pemenuhan tugas “Mata
Kuliah Pengantar Manajemen ” dengan disusunanya makalah ini diharapkan kita
dapat mengetahui konsep ataupun teori mengenai wewenang,delegasi dan
desentralisasi .
2.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dari wewenang,kekuasaan
dan pengaruh ?
2.
Apa pengertian dari Struktur Lini Dan Staf ?
3. Apa pengertian
dari Wewenang Lini , Staf Dan Fungsional ?
4. Apa pengertian dari Delegasi Wewenang?
5. Apa pengertian dari sentralisasi dan
desentralisasi?
3.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk mengetahui pengertian dari wewenang,kekuasaan
dan pengaruh
2.
Untuk mengetahui pengertian dari struktur lini dan
staf
3.
Untuk mengetahui pengertian dari wewenang lini,staf
dan fungsional
4.
Untuk mengetahui pengertian dari delegasi wewenang
5.
Untuk mengetahui pengertian dari sentralisasi dan
desentralisasi
4.
Metode Penulisan
Adapun metode penulisan makalah yang
digunakan adalah dengan cara study pustaka, yaitu mempelajari buku-buku yang
kami jadikan referensi dalam pengumpulan informasi dan data yang ada kaitannya
dengan masalah yang akan kami bahas serta pencarian informasi dengan melalui
jalur internet.
BAB 2
PEMBAHASAN ISI
1.
Pengertian wewenang, Kekuasaan dan
Pengaruh
1.1
Wewenang (Authority)
Wewenang adalah hak melakukan
sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
agar tercapai tujuan tertentu.
Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang yaitu :
Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang yaitu :
·
Teori
Formal (Pandangan klasik) : wewenang adalah dianugrahkan . Wewenang ada
karena seseorang tersebut diberi, dilimpahi atau diwarisi hal tersebut.
Pandangan ini menganggap bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang
sangat tinggi dan kemudian secara hukum diturunkan dari tingkat ke tingkat.
Pendangan klasik ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai
sumber terakhir, di mana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau
pemegang saham
·
Teori
Penerimaan (acceptance theory of authority) : berpendapat bahwa wewenang
seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu kepada
siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini
menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang dipengaruhi (influencee) bukan yang
mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima (receiver),
yang memutuskan untuk menerima atau menolak.
1.2
Kekuasaan
Menurut
Sukanto R & T Hani Handoko Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
individu, kelompok, keputusan atau kejadian.Meskipun kekuasaan dan wewenang
sering ditemui bersama,tetapi keduanya berbeda.Bila wewenang adalah hak untuk
melakukan sesuatu ,kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut
Menurut
Amitai Etzioni ”Seorang pemimpin dapat mempengaruhi prilaku adalah hasil dari
kekuasaan posisi (kedudukan atau jabatan) atau kekuasaan pribadi atau kombinasi
dari keduanya.
·
Kekuasaan
posisi (position Power) yaitu kekuasaan posisi akan semakin besar bila atasan
telah mempercayai individu itu dan akan didapatkan dari wewenang formal suatu
organisasi. Besarnya kekuasaan itu tergantung seberapa besar wewenang
didelegasikan kepada individu yang menduduki posisi tersebut.Kekuasaan posisi
akan semakin besar bila atasan telah mempercayai individu .
·
Kekuasaan
Pribadi (Personal Power) didapatkan dari para pengikut dan didasarkan atas
seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada seorang
pemimpin.
1.2.1 Sumber-Sumber
Kekuasaan Manajerial
1.
Kekuasaan
balas jasa (Reward Power) berasal dari jumlah balas jasa positif (Uang,
perlindungan, perkembangan karier dll) yang diberikan kepada pihak penerima
untuk melakukan perintah atau persyaratan lainnya.
2.
Kekuasaan
paksaan (coercive power) berdasarkan dari perkiraan yang dirasakan orang bahwa
hukuman(dipecat, ditegur dll) akan diterima bila mereka tidak melaksanakan
perintah pimpinan.
3.
Kekuasaan
sah (Legitimate power) berkembang dari nilai-nilai intern yang mengemukakan
bahwa seorang pemimpin mempunyai hak sah untuk mempengaruhi bawahan.
4.
Kekuasaan
pengendalian informasi (control of information power) berasal dari pengetahuan
dimana orang lain tidak mempunyainya dan digunakan dengan pemberian atau
penahanan informasi yang dibutuhkan.
5.
Kekuasaan
panutan (Referent power) identifikasi orang-orang dengan seorang pimpinan dan
menjadikan pimpinan itu sebagai panutan atau simbol. Faktor-faktornya adalah
karisma pribadi, keberanian, simpatik dll.
6.
Kekuasaan
ahli (expert power) hasil dari keahlian atau ilmu pengetahuan seorang pemimpin
dalam bidangnya, dimana pemimpin tersebut ingin
mempengaruhi orang lain.
1.3
Pengaruh
Pengaruh (influence) adalah suatu transaksi sosial dimana
seseorang atau kelompok dibujuk oleh seorang atau kelompok lain untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi.
Pengaruh
dapat dimbul karena status jabatan, kekuasaan mengawasi dan menghukum,
pemilikan informasi lebih lengkap ataupun penguasaan saluran komunikasi yang
lebih baik.Proses pengaruh tergantung pada 3 unsur yaitu :Pihak yang
mempengaruhi, Metode mempengaruhi,Pihak yang dipengaruhi.
2.
Struktur
Lini Dan Staf
2.1
Organisasi Lini
Suatu bentuk organisasi dimana kepala
eksekutif (chief executive) dipandang sebagai sumber wewenang tunggal, segala
keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada satu tangan.
Ciri-ciri organisasi lini : Organisasi kecil,Jumlah pegawai sedikit,Pemilik
biasanya menjadi pemimpin tertinggi dalam organisasi, Hubungan kerja bersifat
langsung (face to face relationship), Spesialisasi yang dibutuhkan
rendah,Anggota organisasi saling kenal mengenal,Tujuan sederhana,Alat-alat
sederhana, Struktur organisasi sederhana, Produksi yang dihasilkan belum
beraneka ragam, Pimpinan organisasi seorang tunggal,
2.2
Organisasi Lini Dan Staf
suatu organisasi yang
mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan dan mempunyai fungsi memberikan
bantuan, baik berupa pemikiran maupun bantuan yang lain demi kelancaran tugas
pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan. Staf yaitu orang yang ahli
dalam bidang tertentu yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan
kepada fungsi lini.Sedangkan Lini mempunyai fungsi untuk bertanggung jawab
langsung atas tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.
Ciri-ciri nya adalah organisasi besar dan kompleks,
jumlah karyawannya banyak
terdapat dua kelompok besar manusia di dalam organisasi yaitu 1.line personal dan 2.staf personal, Spesialisasi yang beranekaragam dalam pekerjaan.
terdapat dua kelompok besar manusia di dalam organisasi yaitu 1.line personal dan 2.staf personal, Spesialisasi yang beranekaragam dalam pekerjaan.
Ada dua tipe staf
1.
Staf
pribadi (personal staf) yaitu dibentuk untuk memberikan sarana, bantuan dan
jasa kepada seorang manajer (individual). Staf pribadi kadang kadang disebut
sebagai ”asisten”.
2.
Staf
Spesialis memberikan sarana, konsultasi, bantuan dan melayani seluruh lini dan
unsur organisasi. Disebut staf spesialis karena fungsinya sempit dan
membutuhkan keahlian khusus. Staf spesialis mencakup : Spesialis
pembelian,Spesialis hokum, Pemeliharaan.
3.
Wewenang
Lini , Staf Dan Fungsional
3.1
Wewenang
Lini (Line Authority)
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya
atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada
bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai
perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
3.2
Wewenang
staf (Staff Authority)
Wewenang staf adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan
staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau
konsultasi kepada personalia ini.
3.3
Wewenang
Staf Fungsional (Functional Staff Authority)
Wewenang staf fungsional adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki
staf dengan satuan-satuan lini. Bila spesialis staf diberi
wewenang fungsional oleh manajemen puncak ,seorang staf spesialis mempunyai hak
untuk memerintah satuan lini sesuai kegiatan fungsional.
3.4
Sumber Konflik Lini – Staf :
1. Perbedaan umur dan pendidikan,
dimana staf biasanya lebih muda dan berpendidikan dari pada orang lini.
2. Perbedaan tugas, orang lini tugasnya
lebih teknis dan generalis, sedang staf adalah spesialis, hal ini menimbulkan
kejadian-kejadian sebagai berikut ;
·
Karena
staf sangat spesialis. Dalam pemberian bantuan sering menggunakan
istilah-istilah yang tidak dimengerti orang lini.
·
Staf
tidak mengerti masalah-masalah lini dan menganggap saran mereka tidak dapat
diterapkan dalam tugasnya
3. Perbedaan sikap yang tercermin
dalam:
·
Orang
staf cenderung memperluas wewenangnya dan cenderung memberikan perintah pada
orang lini untuk membuktikan eksistensinya
·
Orang
staf cenderung paling berjasa terhadap gagasan-gagasannya, orang lini cenderung
tidak menghargai orang staf dalam membantu pemecahan masalah.
·
Orang
staf merasa di bawah perintah orang lini, dan orang lini selalu curiga bahwa
orang staf ingin memperluas kekuasaannya.
4. Perbedaan posisi, untuk menghapus
konflik-konflik tersebut manajemen puncak harus secara jelas menyampaikan
delegasi departement staf, dan staf harus menyadari bahwa pekerjaan mereka adalah
not sell not to tell.
4
Delegasi Wewenang
Delegasi adalah pelimpahan dan tanggung jawab formal kepada
orang lain untuk melakukan tugas tertentu. Jadi delegasi wewenang adalah Proses
dimana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang
melapor kepadanya.
Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan yaitu :
a)
Pendelegasi
menetapkan dan memberitahukan tujuan dan tugas kepada bawahannya.
b)
Pendelegasi
melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas.
c)
Penerimaan
delegasi, baik implicit atau eksplisit menimbulkan kewajiban atau tanggungjawab.
d)
Pendelegasi
menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.
4.1
Alasan-Alasan
Pendelegasian
1. Pendelegasian
memungkinkan manajer untuk mencapai hasil yang lebih baik dari pada mereka
menangani sendiri.
2. Delegasi dari
atasan kepada bawahan adalah proses yang diperlukan agar organisasi dapat
berfungsi lebih efisien.
3. Delegasi
memungkinkan manajer untuk memusatkan tenaganya untuk tugas-tugas prioritas
yang lebih penting.
4. Delegasi
memungkinkan bawahan untuk berkembang dan dapat digunakan alat untuk belajar
dari kesalahan.
5. Delegasi
dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan dan tidak selalu memahami masalah yang lebih
terperinci. Sehingga dibutuhkan organ yang serendah mungkin untuk menangani
masalah yang makin rinci dimana terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk
menyelesaikannya.
4.2
Pedoman
Klasik untuk Delegasi Efektif
1. Prinsip scalar
Menyatakan harus ada garis otoritas yang jelas yang mengubungkan tingkat paling tinggi dengan tingkat paling bawah. Garis otoritas yang jelas ini memudahkan kepada organisasi untuk mengetahui:
a. Kepada siapa dia dapat mendelegasikan
b. Siapa yang dapat melimpahkan wewenang kepadanya
c. Kepada siapa dia bertanggung jawab
Menyatakan harus ada garis otoritas yang jelas yang mengubungkan tingkat paling tinggi dengan tingkat paling bawah. Garis otoritas yang jelas ini memudahkan kepada organisasi untuk mengetahui:
a. Kepada siapa dia dapat mendelegasikan
b. Siapa yang dapat melimpahkan wewenang kepadanya
c. Kepada siapa dia bertanggung jawab
2.
Prinsip
kesatuan perintah (unity of command)
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap bawahan di organisasi seharusnya melapor hanya kepada seorang atasan. Dengan prinsip ini maka membuat setiap organ yang diberi tugas akan lebih mudah untuk memberi pertanggungjawaban atas tugasnya.
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap bawahan di organisasi seharusnya melapor hanya kepada seorang atasan. Dengan prinsip ini maka membuat setiap organ yang diberi tugas akan lebih mudah untuk memberi pertanggungjawaban atas tugasnya.
3.
Tangung
jawab, wewenang dan akuntabilitas
Prinsip-prinsip ini menyatakan
bahwa:
a)
Dapat
menggunakan sumber dayanya secara efisien.
b)
Masing-masing
orang dalam organisasi melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya secara
efektif.
c)
Akuntabilitas
penerima tanggung jawab dan wewenang
4.3
Beberapa Alasan Kegagalan Manajer dalam
Mendelegasikan Tugas :
1. Manajer merasa lebih bila mereka tetap
mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2. Manajer takut
akan resiko kegagalan bawahannya dalam melaksanakan tugasnya atau manajer
kurang percaya akan kemampuan anak buahnya.
3. Manajer merasa
bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas.
4. Manajer takut
bila bawahan menjalankan tugasnya secara efektif sehingga posisinya sendiri
akan terancam.
5. Manajer tidak
memiliki kemampuan manajerial untuk menjalankan tugasnya.
4.4
Beberapa Alasan Bawahan Tidak Bersedia
Menerima Delegasi
1.
Dengan menerima delegasi maka bawahan menerima
tanggung jawab dan akuntabilitas baru. Kadang para bawahan beranggapan lebih
mudah menyeesaikan masalah dengan melimpahkan kepada manajer dari pada
ditangani sendiri.
2.
Bawahan merasa takut akan kesalahan
yang dibuat dalam melaksanakan delegasi sehingga mereka akan menerima kritik.
3.
Kurangnya rasa percaya diri dari para
bawahan dan merasa tertekan apabila dilimpahi wewenang.
4.5
Penanggulangan Hambatan Dalam Delegasi
Louis Allen
mengemukakan beberapa teknik kusus untuk membantu manajer melaksanakan delegasi
efektif.
1.
Tetapkan tujuan : Bawahan diberi maksud
dan tujuan akan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada mereka.
2. Tegaskan
tanggung jawab dan wewenang : Bawahan harus diberi informasi yang jelas tentang
apa yang harus mereka pertanggung jawabkan dan mana saja yang ditempatkan di
bawah wewenangnya.
3. Berikan motivasi kepada bawahan : Manajer
dapat memberi dorongan kepada bawahan melalui perhatian akan kebutuhan dan tujuan
mereka yang sensitif.
4. Meminta
penyelesaian kerja : Manajer harus meminta ketuntasan kerja dari para bawahan.
5. Berikan latihan
: Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan peaksanaan kerjanya.
6. Adakan
Pengawasan yang memadai : Sistem pengawasan terpercaya seperti laporan mingguan
dibuat agar manajer tidak perlu mneghabiskan dengan waktunya dengan memeriksa
pekerjaan bawahan terus menerus.
5
Sentralisasi
Dan Desentralisasi
5.1
Pengertian
Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada
tingkatan atas suatu organisasi.
Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara
meluas kekuasaan dan pembuatan keputusan ketingkatan-tingkatan organisasi yang
lebih rendah. Faktor penting lainnya yang menentukan efektifitas
organisasi adalah derajat sentralisasi atau desentralisasi wewenang.
5.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat
Desentralisasi Penentuan
derajat desentralisasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Filsafat manajemen » Banyak manjer puncak
yang sangat otokratik dan menginginkan pengawasan pusat yang kuat. Ini dapat
mempengaruhi kesediaan manajemen untuk mendelegasikan wewenangnya.
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan
organisasi » Organisasi tidak mungkin efisien bila semua wewenang pembuatan
keputusan ada pada satu atau beberapa manajer puncak saja. Tingkat pertumbuhan
yang semakin cepat akan memaksa manajemen meningkatkan delegasi wewenangnya.
3. Strategi dan lingkungan organisasi »
Strategi organisasi akan mempengaruhi tipe pasar, lingkungan teknologi dan
persaingan yang harus dihadapinya. Faktor ini selanjutnya akan mempengaruhi
derajat desentralisasi.
4. Penyebaran geografis organisasi » Pada
umunya, semakin menyebar satuan-satuan organisasi secara geografis, organisasi
akan cenderung melakukan desentralisasi karena pembuatan keputusan akan lebih
sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.
5. Tersedianya peralatan pengawasan
yang efektif » Organisasi yang kekurangan peralatan-peralatan efektif untuk
melakukan pengawasan satuan-satuan tingkat bawah akan cenderung melakukan
sentralisasi bila manajemen tidak dapat dengan mudah memonitor pelaksanaan
kerja bawahannya.
BAB 3
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Wewenang adalah hak melakukan
sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
agar tercapai tujuan tertentu. Dalam sebuah perusahaan atau
organisasi tentu ada wewenang yang dimiliki oleh pemimpin atau manajer. Mereka
mempunyai wewenang untuk mengatur dan menata bawahannya agar tujuan perusahaan
atau organisasi tercapai.
Proses
pelimpahan tugas atau wewenang dari atasan kepada bawahan disebut delegasi.
Seorang manajer atau pemimpin yang pandai mendelegasikan wewenang atau tugasnya
kepada organ di bawahnya maka ia adalah manajer atau yang baik dan memudahkan
perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuannya.
Desentralisasi
adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan pembuatan
keputusan ke tingkatan organisasi yang lebih rendah agar permasalahan yang
paling kecil hingga paling besar di dalam perusahaan atau organisasi dapat
diselesaikan.
2.
SARAN
Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang
wewenanga,delegasi dan desentralisasi yang cukup singkat, namun jika ingin lebih
mengetahui tentang wewenag delegasi dan desentralisasi dapat mendalaminya
dengan berbagai buku ataupun sumber yang berhubungan dengan manajemen .
DAFTAR
PUSTAKA
Handoko, T Hani. 2009. Manajemen Edisi II. BPFE : Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar