Sabtu, 09 November 2013

media pembelajaran

TUGAS MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PERKEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN




DISUSUN OLEH :
KIKI PRATIWI 13187203017
EKONOMI 1/A




STIKIP PGRI TULUNGAGUNG
Pendidikan Ekonomi
2013

BAB 1
PENDAHULUAN

1.     LATAR BELAKANG
Saat  ini perkembangan teknologi dan dunia hiburan semakin canggih sehingga anak-anak lebih suka bermain game ,internet,melihat tv film ,dll .Sehingga anak-anak menjadi malas untuk mendengarkan pelajaran dari guru mereka  ,jika hal ini dibiarkan saja bisa jadi anak akan mendapatkan dampak negative dari kemajuan teknologi itu sendiri .oleh karena itu guru di zaman sekarang  dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang menarik sekaligus menghibur agar tidak kalah dengan teknologi informasi dan dunia hiburan yang semakin canggih.
 Sesuai dengan kemajuan Teknologi Pendidikan (Educational Technology), maupun Teknologi Pembelajaran (Instructional Technology) menuntut digunakannya berbagai media pembelajaran (instructional media) serta peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated).
Dunia pendidikan dewasa memasuki era dunia media, di mana kegiatan pembelajaran menuntut dikuranginya metode ceramah dan diganti dengan pemakaian banyak media. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran saat ini yang menekankan pada keterampilan proses dan active learning, maka kiranya peranan media pembelajaran, menjadi semakin penting.
1.     TUJUAN
Untuk dapat mengetahui tentang media pembelajaran
2.     Ruang lingkup materi :

A.     Pengertian Media Pembelajaran
B.     Sejarah Perkembagan Media Pembelajaran
C.     Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
D.     Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
E.      Macam-Macam Media Pembelajaran
F.      Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran
G.     Perencanaan Media Pembelajaran
H.     Media Pembejaran Saat Ini



BAB 2
PEMBAHASAN

A.  Pengertian media pembelajarann
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ . Dalam kaitannya dengan pengajaran-pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware).
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.
B.   Sejarah Perkembangan Media
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Namun karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Jadi, dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal dengan audio visual atau audio visual aids (AVA) .
 Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, yang berguna sebagai penyalur pesan atau informasi belajar.
Pada tahun 1960-1965 orang-orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah-laku (behaviorism theory) dari B.F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran. Dalam teorinya, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Teori ini membantu dan mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.
Pada tahun 1965-1970 , pendekatan system (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan system ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran Dari pengalaman guru sebelumnya, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda, sebagian ada yang lebih cepat belajar melalui media visual, sebagian audio, media cetak, dan sebagainya. Sehingga dari sinilah lahir konsep media pembelajaran.
C.   Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran  sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan . Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah
v  agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna,
v  untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada anak didik,
v  untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik,
v  untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik,
v   untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik

D.  Manfaat penggunaan media pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa, hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2) tentang pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar siswa, sebagai berikut:
v  Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
v  Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
v  Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal  melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran.
v  Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
E.     Macam – Macam Media Pembelajaran
v  media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori: 
1) media audio visual gerak, 
2) media audio visual diam, 
3) media audio semi gerak, 
4) media visual gerak, 
5) media visual diam, 
6) media semi gerak, 
7) media audio, dan 
      8) media cetak
v  Arsyad (2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 
1) media hasil teknologi cetak, 
2) media hasil teknologi audio-visual, 
3) media hasil teknologi berbasis komputer, dan 
4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. 
v  Dari segi perkembangan teknologi
1)media tradisional
·         visual diam yang diproyeksikan, misal proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstrips.
·         visual yang tidak diproyeksikan, misal gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pemaran, papan info.
·         penyajian multimedia, misal slide plus suara (tape), multi-image.
·         visual dinamis yang diproyeksikan, misal film, televisi, video.
·         cetak, misal buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah/berkala, lembaran lepas (hand-out).
·         permainan, misal teka-teki, simulasi, permainan papan.
·         realia, misal model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka).
2)media teknologi mutakhir
·          media berbasis telekomunikasi, misal teleconference, kuliah jarak jauh.
·          media berbasis mikroprosesor, misal computer-assistted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelejen, interaktif, hypermedia, dan compact (video) disc.

F.    Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran
            Menurut Mukminan untuk mengembangkan media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata:
Visible             : Mudah dilihat
Interesting       :Menarik
Simple             : Sederhana
Useful                         : Isinya berguna/bermanfaat
Accurate          :Benar (dapat dipertanggungjawabkan)
Legitimate       : Masuk akal/sah
Structured       : Terstruktur/tersusun dengan baik

G.  Perencanaan Media Pembelajaran
1)      Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa
Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need), Salah satu indikator adanya kebutuhan yaitu kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan agar dapat dikuasai siswa.
2)      Perumusan Tujuan
Media pembelajaran harus dibuat sedemikian rupa sehingga akan membantu dan memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3)      Memilih, Merubah dan Merancang Media Pembelajaran
Untuk membuat media yang tepat bagi kegiatan pembelajaran biasanya akan meliputi salah satu dari tiga kemungkinan yaitu 1. Memilih media pembelajaran yang sudah tersedia, 2. Merubah media yang sudah ada, dan 3. Merancang pembuatan media yang baru.
4)      Perumusan Materi
Materi berkaitan dengan substansi isi pelajaran yang harus diberikan. Sebuah program media di dalamnya haruslah berisi materi yang harus dikuasai siswa.
5)      Pelibatan siswa
Situasi belajar yang paling efektif adalah situasi belajar yang memberikan kesempatan siswa merespon dan terlibat dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus dilibatkan semaksimal mungkin dalam pemanfaatan penggunaan media.
6)      Evaluasi (Evaluation)
Tujuan evaluasi media pembelajaran adalah untuk memilih media pembelajaran yang akan dipergunakan dikelas, untuk melihat prosedur penggunaan media, untuk memeriksa apakah tujuan penggunaan media tersebut telah tercapai, menilai kemampuan guru menggunakan media, memberikan informasi untuk kepentingan administrasi, dan untuk memperbaiki media itu sendiri.
H.  Media Pembelajaran Saat Ini
Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Dalam kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan yang dimaksud (menurut Arsyad, 2002) adalah guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenis), dan berbagai sumber belajar serta fasilitas (OHP, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, termasuk alam sekitar).
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu, guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994):
(i)                 media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;
(ii)               fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
(iii)              hubugan antara metode mengajar dengan media yang digunakan;
(iv)              nilai atau manfaat media dalam pengajaran;
(v)               pemilihan dan penggunaan media pembelajaran;
(vi)             berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran; dan
(vii)           usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran.

media adalah bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.







BAB3
KESIMPULAN

Perkembagan ilmu teknologi yang semakin canggih guru(pengajar) diharapkan mampu menguasai teknologi sebagai media pembelajaran dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman sehingga proses pembelajaran dapat terasa menyenangkan untuk murid-muridnya .
Melihat perkembangan teknologi (yang tentunya memiliki dampak positif dan negatif) saat ini, media pembelajaran yang tepat dapat membantu pendidik (mengajar) dalam penyampaian keapada anak didik sehingga anaka didik dapat mengetahui informasi secara kongkrit, dan memudahkan anak didik dalam proses belajar, serta dapat memberikan motivasi yang lebih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar